BANDUNG - Diayu Eritasari (20), mahasiswi semester IV Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Telkom (IT Telkom) angkatan 2010, ditemukan tewas di kamar mandi rumah kos D'Palace 2 di sebuah gang buntu di RT 06/15, Kampung Sukabirus, Desa Citeureup, Kecamatan Dayeuhkolot, Kabupaten Bandung, Rabu (7/3/2012) sekitar pukul 22.30 WIB.
Yayu, panggilan Diayu, tewas dengan luka tusuk di leher, kepala memar, dan terdapat luka sayatan di urat nadi pergelangan tangan kirinya. Adalah Lia, kakaknya juga mahasiswi IT Telkom yang pertama kali menemukan jasad korban di kamar mandi rumah kos yang mereka tempati tersebut.
Dari dalam kamar kos korban diketahui, 1 unit laptop merek HP dan 2 unit telepon seluler masing-masing merek Nokia 7210 dan Nokia C3 serta 1 unit hard disk raib dari tempatnya. Polisi juga menemukan pisau dapur berlumuran darah di kamar mandi dalam kondisi bengkok. Belakangan diketahui pisau dapur itu milik korban yang disimpan di dalam kamar kos tersebut.
Yayu dan Lia sudah dua tahun kos di salah satu kamar di rumah kos D'Palace 2. Rumah kos ini terdiri dari dua lantai. Masing-masing lantai terdiri dari lima kamar kos. Yayu dan Lia menghuni kamar kos no 3. Ada pun kamar mandi tempat Yayu ditemukan tak bernyawa bersebelahan dengan kamar kos No 5.
Menurut Mamat, penjaga rumah kos D'Palace 2, Yayu diketahui tiba di rumah kos itu pada Rabu (7/3/2012) sekitar pukul 21.00 WIB.
Yayu sampai di rumah kosnya diantar seorang pria menggunakan sepeda motor. Yayu kemudian membuka pintu gerbang lalu masuk ke kamarnya, sedangkan pria itu langsung balik kanan tanpa sempat masuk ke rumah kos tersebut.
"Saya sendiri waktu itu mau pulang dulu ke rumah karena lagi nggak enak badan," ujar Mamat di lokasi kejadian, Kamis (8/3/2012).
Alangkah terkejutnya Mamat karena satu setengah jam kemudian ia mendengar kabar bahwa Yayu ditemukan tewas dengan sejumlah luka di tubuhnya di kamar mandi rumah kos yang dijaganya. Diperkirakan, pembunuhan itu terjadi antara pukul 21.00-22.30.
Antara pukul tersebut, sebagian penghuni rumah kos tersebut sudah berada di kamarnya masing-masing. Namun saat itu sama sekali tak terdengar ada suara gaduh, layaknya terjadi kasus pembunuhan dengan menggunakan senjata tajam.
"Neng Jois dan Neng Bimbi yang kamarnya bersebelahan dengan kamar korban pun, saat itu nggak mendengar suara apa-apa," ujar Mamat, seraya menyebutkan saat itu terjadi hujan gerimis.
Menurut Mamat, pintu gerbang rumah kos itu selalu dalam keadaan terkunci. Hanya penghuni kos dan dirinya yang memiliki kuncinya. Namun melihat fakta di tempat kejadian perkara (TKP), baik pintu gerbang maupun pintu kamar kos korban tidak dalam kondisi rusak. Diduga pelaku dan korban sudah saling mengenal.
Kapolres Bandung AKBP Sandi Nugroho mengatakan, begitu mendapat laporan kasus ini, pihaknya langsung melakukan olah TKP, mengumpulkan barang bukti, dan memintai keterangan saksi.
Sejauh ini polisi, kata Sandi, telah memintai keterangan lima orang saksi. Mereka adalah penjaga rumah kos dan para penghuni kamar kos. Pihaknya, kata Sandi, masih terus mengembangkan kasus ini dan berharap pelkunya bisa cepat tertangkap.
"Anggota kami masih terus bekerja di lapangan. Doakan saja kasusnya bisa cepat terungkap dan pelakunya bisa segera tertangkap," ujar Sandi di Mapolres Bandung di Soreang, kemarin.
Kapolres enggan berspekulasi saat disinggung apakah kasus ini merupakan perampokan atau kasus pembunuhan biasa. Menurutnya semua itu masih dalam pendalaman. Yang jelas kata Sandi, memang benar ada barang yang hilang dari kamar kos korban. Namun apakah itu merupakan perampokan, menurutnya hal itu belum bisa disimpulkan sekarang.
Setelah melakukan olah TKP, polisi kemudian memboyong jasad korban ke RSHS Bandung untuk diautopsi. Setelah rampung diautopsi, jenazah Yayu kemudian diboyong pihak keluarganya ke Bekasi untuk dimakamkan.